LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 8)
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

DISUSUN OLEH :
TRIA PRADINA LOKE
(A1C117075)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1. Kromatografi Lapis Tipis
No.
|
Sampel
|
Jarak
Noda (cm) |
Jarak
Eluen (cm) |
Rf
|
1
|
Buah naga
|
3,9
|
4,8
|
0,8125
|
2
|
Bayam
|
0,3
|
4,8
|
0,025
|
3
|
Nanas
|
3,8
|
4,8
|
0,79166
|
4
|
Bunga kertas
|
2,5
|
4,8
|
0,520
|
5
|
Semangka
|
3,7
|
4,5
|
0,8222
|
6
|
wortel
|
3,9
|
4,5
|
0,8666
|
7
|
pepaya
|
3,8
|
4,5
|
0,8444
|
8
|
Kentang
|
0
|
4,5
|
0
|
9
|
Tomat
|
4,1
|
4,7
|
0,8723
|
10
|
Bunga sepatu
|
4,0
|
4,7
|
0,8510
|
7.2. Kromatografi Kolom
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Disiapkan kolom kromatografi dengan sebuah pipet
tetes lalu disumbat ujung bawahnya dengan kapas dan ditetesi
dengan n-heksana
|
Kolom menjadi bersih dan ketika dialiri dengan
n-heksan larutannya turun dan sisa kapas yang menempel di dinding kolom
menjadi turun.
|
2
|
Dibuat silika gel dengan mencampurkan n-heksana
dengan silika gel
|
Larutan menjadi
bercampur
|
3
|
Dimasukkan kedalam kolom silika gel yang telah
dibuat, sambil kolom diketuk-ketuk sampai setengah kolom.
|
Silik gel menjadi memadat dan n-heksannya turun ke
bawah melewati kapas.
|
4
|
Sample disiapkan dan diekstrak dengan metanol.
a.
Buah naga
b.
Bayam
c.
Nanas
d.
Kembang kertas
e.
Semangka
f.
Wortel
g.
Pepaya
h.
Kentang
i.
Tomat
j.
Kembang sepatu
|
Didapatkan hasil yaitu:
a.
Larutan berwarna merah keunguan
b.
Larutan berwarna hijau
c.
Larutan berwarna kuning
d.
Larutan berwarna merah pudar
e.
Larutan berwarna merah jernih
f.
Larutan berwarna oren
g.
Larutan berwarna oren
h.
Larutan berwarna coklat pudar
i.
Larutan berwarna oren pudar
j.
Larutan berwarna merah
|
5
|
Sampel di campur dengan sedudip bubuk silika gel,
diaduk sampai kering
|
sampel menjadi menyatu dengan bubuk silikka gel
dan warnanya sama dengan warna pelarut.
|
6
|
Dimasukkan sampel yang sudah dicampurkan silika
gel setinggi 1 cm kedalam kolom yang sudah ada silika gel lalu dialiri dengan
eluennya.
Sampel :
a.
Buah naga
b.
Bayam
c.
Nanas
d.
Kembang kertas
e.
Semangka
f.
Wortel
g.
Pepaya
h.
Kentang
i.
Tomat
j.
Kembang sepatu
|
Sampelnya di atas warnanya turun kebawah setelah
dialiri dengan eluen.
Hasil dari beberapa sampel :
a.
Sampel a dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (8:1) didapatkan fraksi sebanyak
4 botol.
b.
Sampel b dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
5 botol.
c.
Sampel c dengan
eluen yang dipakai kloroform dan metanol asetat (3:1) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
d.
Sampel d dengan
eluen yang dipakai kloroform didapatkan fraksi sebanyak 5 botol.
e.
Sampel e dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
3 botol.
f.
Sampel f dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
3 botol.
g.
Sampel g dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
3 botol.
h.
Sampel h dengan
eluen yang dipakai kloroform dan metanol (3:1) didapatkan fraksi sebanyak
4 botol.
i.
Sampel i dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
3 botol.
j.
Sampel j dengan
eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi sebanyak
3 botol.
|
7
|
Didiamkan fraksi yang ditutup dengan almuniumfoil
yang diberi lubang beebrapa hari
|
fraksi yang ada dalam botol menguap
|
8
|
Botol yang berisi fraksi tadi ditetesi dengan
setetes metanol, lalu di TLC
|
Akan di dapatkan
hasil sampel berurut-urut ialah :
a. Tidak ada noda yang bergerak
b. Noda tidak ada yang bergerak tetapi tapi
noda 1,2,3 terlihat berwarna kekuningan pada garis bawah plat.
c. Noda tidak tampak dan tidak bergerak
d. Noda tidak tampak dan tidak bergerak
e. Noda tidak tampak dan tidak bergerak
f. Noda 1dan 3 tampak berwarna krim pada garis
bawah tapi tidak bergerak
g. Noda satu tak terjadi apa2. Noda 2 dan 4
tampak noda krim pada garis bawah dan pada noda 3 bergerak naik dengan warna
krim
h. Noda tidak tampak dan tidak bergerak
i. Pada noda ketiga berwarna abu2 dan bergrak
naik ke atas
j. Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
VIII. Pembahasan
Pada
percobaan kali ini, yaitu kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom yang
bertujuan untuk dapat mengetahui teknik-teknik dasar, membuat plat
kromatografi, dapat memisahkan senyawa, dapat memurnikan senyawa serta dapat
memisahkan pigmen dari tumbuhan. Kromatografi sendiri ialah teknik pemisahan
senyawa berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium
tertentu.
Kromatografi salah satu teknik pemisahan
campuran zat kimia menjadi komponen penyusunnya, sehingga komponen tersebut
dapat dianalisis secara menyeluruh ataupun secara sempurna. Kromatografi
mempunyai banyak sekali metode maupun jenisnya, jenis kromatografi sendiri
ialah kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Kolom, Kromatografi Gas, dan
juga Kromatografi Kertas. Nah dari berbagai jenis kromatografi ini semuanya menggunakan
prinsip yang sama yakni pemisahan didalam kromatografi, pemisahan komponen
penyusun suatu zat terletak pada perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap
analit terhadap fase diam dan fase gerak, sehingga komponen penyusun tadi
terpisah satu sama lain. Diam Kromatografi ini juga ada komponennya fase
diam berupa cairan atau padatan da nada juga fase gerak berupa gas atau cairan.
. Afinitas suatu analit ditentukan oleh daya adsorpsinya terhadap fasa diam dan
fasa gerak, semakin kuat adsorbsinya terhadap fasa diam dan kelarutan fasa
gerak kecil maka waktu kolom itu lebih lama dibandingkan daya adsorbsi terhadap
fasa diam lemah dan kelarutan fasa geraknya tinggi(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
8.1. Kromatografi Lapis Tipis
Dalam
teknik ini, campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi komponennya berdasarkan
pendistribusian zat antara 2 fasa, yakni fasa diam dan fasa gerak. Azas paling
penting dalam kromatografi ini adalah senyawa yang berbeda mempunyai koefisien
tertentu distribusi yang berbeda diantara kedua fase yang disebutkan tadi. Fase
diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) sendiri merupakan suatu cara
pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murni dan untuk mengetahui
kuantitasnya yang menggunakan plat tipis.
Pada
percobaan ini kami menggunakan 10 bahan, bahan tersebut pertamanya kami ekstrak
terlebih dahulu. 10 bahan atau sampel yang kami gunakan ini ialah ; Buah Naga,
Bayam, Nanas, Bunga Kertas, Semangka, Wortel, Pepaya, Kentang, Tomat, dan
Ekstrak Bunga sepatu. Setelah kami mendapatkan ekstrak tersebut, kami
menyiapkan TLC yang dipotong dengan ukuran PxL yakni 5x3 dalam satuan cm, dan
TLC ini diberi batas bawah maupun atas 0,5cm. Setelah itu kami membuat eluen,
eluen ini campuran dari perbandingan n-heksana dengan etil asetat dengan
perbandingan 2ml:1ml. kemudian masing-masing sampel ditotolkan ke TLC, kami
membagi 3 kelompok, kelompok 1 yakni Buah Naga, Bayam, Nanas, dan Bunga kertas.
Kelompok 1 ini masing-masing jarak nodanya secara berurutan ialah 3,9cm, 0,3cm,
3,8cm, 2,5 cm dan mempunyai jarak pelarut yang sama yakni 4,8cm, sehingga
masing-masing Rf yang didapat secara berurut-urut ialah 0,8cm, 0,02cm, 0,79cm,
0,52cm. Kelompok 2 yakni Semangka, Wortel, Pepaya, Kentang masing-masing jarak
nodanya secara berurutan ialah 3,7cm, 3,9cm, 3,8cm, dan 0cm, dan mempunyai
jarak pelarut yang sama yakni 4,5cm, sehingga dari data tersebut didapat nilai
Rf secara berurutan ialah 0,82cm, 0,86cm, 0,84cm, 0cm. Dan yang terakhir
kelompok 3 dengan sampel Tomat dan Bunga sepatu masing-masing jarak nodanya
secara berurutan ialah 4,1cm dan 4cm, dan mempunyai jarak pelarut yang sama
yakni 4,7cm. Sehingga dapat dicari Nilai Rf nya, nilai Rf yang didapat secara
berurutan ialah 0,87cm dan 0,85cm.
8.2. Kromatografi Kolom
Kromatografi
Kolom merupakan kromatografi yang paling teliti dan fase diam pada kromatografi
ini baik penserap dan bahan penyangganya ditempatkan didalam tabung kaca
berbentuk silinder yang pada bagian bawahnya tertutup dengan keran dan fase
gerak dibiarkan mengalir kebawah, hal ini dikatan melarut. Melarutnya fase
gerak ini dikarenakan gaya berat.
Pada
percobaan Kromatografi Kolom ini, sama saja dengan kromatografi lapis tipis
tadi yakni menggunakan 10 bahan atau sampel yang telah diekstrak, 10 sampel ini
berupa Buah Naga, Bayam, Nanas, Bunga Kertas, Semangka, Wortel, Pepaya,
Kentang, Tomat, dan Ekstrak Bunga sepatu. Kemudian setelah itu kami melakukan
proses kromatografi kolom, setelah proses kromatografi kolom kami melakukan
kembali Kromatografi lapis tipis, tetapi yang ditotolkan ke TLC berupa sampel
yang ada setelah dilakukannya kromatografi lapis tipis.
Untuk
semua sampel, yakni 10 sampel hal pertama yang dilakukan itu sama yakni,
penyiapan kolom, kemudian kolom tersebut disumbat oleh kapas, dan ditetesi
n-heksan untuk membersihkan kapas yang menempel pada kolom. Kemudian dibuat
silika gel, dimasukkan pelarut n-heksana dan dimasukkan dalam kolom dan
dipadatkan sampai setengah kolom, sampai benar-benar padat. Diambil 1 sudip
silika gel dan dimasukkan sampel kemudian diaduk sampai kering hal ini
dilakukan pada cawan petri. Kemudiann dicampurkan dengan yang ada pada kolom
kemudian jangan lupa untuk diberi gelas kimia dibawah kolom tersebut untuk
menampung hasil dari kromatografi kolom tersebut.
Maka dari percobaan tiap-tiap sampel itu didapat
secara berurutan sebagai berikut :
a.
Sampel a dengan eluen yang dipakai
n-heksana dan etil asetat (8:1) didapatkan fraksi sebanyak 4 botol.
b.
Sampel
b dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 5 botol.
c.
Sampel
c dengan eluen yang dipakai kloroform dan metanol asetat (3:1) didapatkan
fraksi sebanyak 3 botol.
d.
Sampel
d dengan eluen yang dipakai kloroform didapatkan fraksi sebanyak 5 botol.
e.
Sampel
e dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
f.
Sampel
f dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
g.
Sampel
g dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
h.
Sampel
h dengan eluen yang dipakai kloroform dan metanol (3:1) didapatkan fraksi
sebanyak 4 botol.
i.
Sampel
i dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
j.
Sampel
j dengan eluen yang dipakai n-heksana dan etil asetat (3:2) didapatkan fraksi
sebanyak 3 botol.
Setelah didapat fraksi nya, fraksi tersebut didiamkan
selama seminggu. Dengan cara diletakkan didalam wadah gelas atau gelas kimia,
kemudian ditutup dengan Alumunium Foil dan jangan lupa Alumunium Foilnya di
beri lubang, sehinga setelah seminggu kemudian Fraksi tersebut akan menguap.
Setelah diteteskan sebanyak 1 tetes oleh methanol, dan barulah dilakukan lagi proses KLT, dimana dari proses ini
didapat data secara berurutan sebagai berikut :
a.
Tidak
ada noda yang bergerak
b.
Noda
tidak ada yang bergerak tetapi tapi noda 1,2,3 terlihat berwarna kekuningan
pada garis bawah plat.
c.
Noda
tidak tampak dan tidak bergerak
d.
Noda
tidak tampak dan tidak bergerak
e.
Noda
tidak tampak dan tidak bergerak
f.
Noda
1dan 3 tampak berwarna krim pada garis bawah tapi tidak bergerak
g.
Noda
satu tak terjadi apa2. Noda 2 dan 4 tampak noda krim pada garis bawah dan pada
noda 3 bergerak naik dengan warna krim
h.
Noda
tidak tampak dan tidak bergerak
i.
Pada
noda ketiga berwarna abu2 dan bergrak naik ke atas
j.
Noda
tidak tampak dan tidak bergerak.
IX. Pertanyaan Pasca
Praktikum
1.
Pada
proses TLC dilakukannya pengelompokkan terhadap 10 sampel, sebutkan bahan yang
ada pada kelompok 1,2 dan juga 3?
2.
Pada
proses TLC pula, disini kita dapat mencari Nilai Rf dari masing-masing sampel,
berapakah Nilai Rf dari sampel Nanas?
3.
Pada
percobaan Kromatografi Kolom, mengapa setelah dimasukkannya kapas kedalam
kolom, harus ditetesi dengan n-heksan?
X. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Kromatografi
merupakan teknik pemisahan oleh suatu zat dalam campuran yang diuraikan
berdasarkan kemampuan untuk diserap oleh komponen lain.
2.
Azas
paling penting dalam kromatografi ini adalah senyawa yang berbeda mempunyai
koefisien tertentu distribusi yang berbeda diantara kedua fase yang disebutkan
tadi. Fase diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak akan
melarutkan zat komponen campuran.
3.
Kromatografi
kolom prosesnya yakni komponen secara selektif diabsorpsi oleh permukaan fasa
diam. Dan komponen sampel juga secara selektif terpartisi antara eluen dan
lapisan cairan tipis.
4.
Kromatografi
lapis tipis prinsipnya yaitu pemisahan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran
antara sampel dengan eluen yang dipakai.
XI. Daftar Pustaka
Denikrisna. 2010. Kromatografi Prinsip-Prinsip. Jakarta : Erlangga
Ira. 2017. Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis Sudamaki (Artemisia Vulgaris L). Jurnal Saintek. vol.1 No.2
Ismiarni. 2010. Metode Fitokimia. Jakarta : Erlangga
Syamsurizal.2019. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/. Diakses pada tanggal 08 Mei 2019.
Yohanes. 2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Aktivitas Antihideruci semia Ekstrak Rebung Schizostachum Brachycladum Kurz (Kurz) pada menat putih jantan. Jurnal Sains Farmasi. Vol.3 No.2
Ira. 2017. Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis Sudamaki (Artemisia Vulgaris L). Jurnal Saintek. vol.1 No.2
Ismiarni. 2010. Metode Fitokimia. Jakarta : Erlangga
Syamsurizal.2019. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/. Diakses pada tanggal 08 Mei 2019.
Yohanes. 2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Aktivitas Antihideruci semia Ekstrak Rebung Schizostachum Brachycladum Kurz (Kurz) pada menat putih jantan. Jurnal Sains Farmasi. Vol.3 No.2




Saya Seprida Anjelina Tarigan (051) ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Pengelompokan yang ada pada percobaan kromatografi lapis tipis ialah, kelompok 1 : buah naga, bayam, nanas dan bunga kertas. Kelompok 2 : semangka, wortel, pepaya dan kentang, dan kelompok 3 : tomat serta ekstrak bunga sepatu.
BalasHapusSaya Ratna kartika Sari (011) akan menjawab pertanyaan no 3. Pada percobaan kromatografi kolom, penambahan atau proses diteteskan nya n-heksan setelah dimasukkan kapas ini bertujuan untuk membersihkan kapas yang menempel pada kolom, serta agar kapas tersebut ikut turun juga bersama n-heksan
BalasHapusNiken (033) akan menjawab nomor 3 yang mana pada percobaan kromatografi kolom, penambahan atau proses diteteskan nya n-heksan setelah dimasukkan kapas ini bertujuan untuk membersihkan kapas yang menempel pada kolom, serta agar kapas tersebut ikut turun menggumpal juga bersama n-heksan
BalasHapus