LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (Percobaan 1)


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I






DISUSUN OLEH :
TRIA PRADINA LOKE
(A1C117075)


DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019








VII. Data Pengamatan

7.1. Analisa Unsur
7.1.1. Karbon dan Hidrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan.
Tidak terjadi perubahan apa-apa,warna larutan tetap hitam.
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO).
Tidak terjadi reaksi, CuO dan gula tidak bercampur.
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dan dipanaskan.
Terdapat uap air diatas tabung reaksi,terdapat gelembung gas pada tabung yang lain menandakan adanya karbon dan hidrogen.

7.1.2. Halogen
a.Tes Beilstein
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga,didinginkan kemudian ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4 (diganti dengan benzene) dan dipijarkan.
Terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga. Tidak terdapat uap Cu-halida dikarenakan mungkin pemanasan benzene ketika kawat tembaga masih panas.

b. Tes CaO
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi dan ditambahkan 2 tetes CCl4 ( diganti dengan benzene).
Keadaan awal masih keruh sampai larutan ditetesi 2 tetes benzene pun tetap keruh.
2.
Setelah dingin,dididihkan kembali dengan 5-10 ml air suling kemudian dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer.
Ketika dididihkan,warnanya tampak keruh dan terdapat gelembung-gelembung dan ketika disaring serta ditambahkan dengan AgNO3,larutan menjadi keabu-abuan (keruh).

7.1.3. Metode leburan
a. Belerang
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml larutan L (NaOH) kemudian dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang ditetesi dengan Pb-asetat 10%.
Warna larutan bening dan saat dipanaskan seperti mendidih.Larutannya naik menuju permukaan tabung kearah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya,ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida.
Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida larutan berwarna bening.

b.Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Kedalam 3 ml larutan L (putih telur) ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4,1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%.
Ketika ditambahkan FeSO4 terdapat endapan coklat.Ditambahkan FeCl3 terdapat minyak yang terpisah dari FeCl3.Setelah ditambahkan KF minyak yang ada pada larutan menjadi buyar.
2.
Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai basa.Kemudian dididihkan.
Ketika ditambahkan NaOH warna menjadi hitam pekat.Ketika dididihkan warna menjadi putih susu.
3.
Didinginkan.Kemudian diasamkan dengan asam sulfat encer
Terdapat endapan biru berlin dan yang di atas permukaan berwarna kuning pucat dan terdapat batas.

c.Halogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer.
Pada larutan terdapan letupan-letupan kecil.
2.
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer 5-10% dan dididihkan.
Warnanya menjadi kecoklatan.Ketika dididihkanterdapan banyak endapan.

7.2. Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1. Kelarutan zat padat
a. Kelarutan zat padat (tepung)
No
Kelarutan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan keruh (-) dan larutan tidak larut dalam air.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-).
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan sedikit tidak larut.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Mula-mula larutan keruh,kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH sehingga larutan menjadi jernih (+).
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh dan timbul gas (+).
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Tidak ada panas dan tidak timbul gas (-).
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram tepung,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.

b. Kelarutan zat padat (gula)
No
Kelarutan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan jernih (+) dan  larut dalam air.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan  larut dalam air.
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzen dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan  gula tidak larut sepenuhnya
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan  gula larut dengan cepat
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih  (+). dan timbul gas
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Tidak ada panas dan tidak timbul gas (-).
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 gram gula,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.

7.2.2.Kelarutan zat cair

a.Minyak
No
Kelarutan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes minyak,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan jernih (+) ada batas antara minyak dan air.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan ada batas antara minyak dan NaOH.
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan bercampur.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes minyak,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat batas.

b.Putih telur

No
Kelarutan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Air
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes putih telur,ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok kuat-kuat.
Larutan keruh (-) dan terdapat batas.
2.
NaOH
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetesputih telur,ditambahkan dengan 3 ml pelarut NaOH 10% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat busa diatasnya.
3.
Benzene
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml pelarut benzene dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
4.
HCl
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml HCl 5%  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat endapan.
5.
NaHCO3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml larutan NaHCO3 5% dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+) dan terdapat batas.
6.
H2SO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan keruh (-) dan terdapat gumpalan diatasnya.
7.
H3PO4 pekat
Kedalam tabung reaksi dimasukkan3 tetes putih telur,ditambahkan dengan 3 ml H3PO4 pekat  dan diamati hasilnya.
Larutan jernih (+).


VIII. Pembahasan


   Zat-zat organik dan unsur-unsur yang menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat  mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi rumus empiris dan rumus molekulnya. Selanjutnya dapat pula diprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
  
Pada praktikum kali ini membahas tentang Analisis Unsur, yang pada percobaanya akan mengidentifikasi setiap unsur-unsur seperti C,H,N,S,P dan unsur-unsur halogen. Tetapi, pada percobaan ini hanya dilakukan analisa unsur karbon hidrogen dan penentuan kelas kelarutan dalam air.
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung ikatan karbon dengan hidrogen. Analisis bahan kimia melibatkan 2 macam analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,spesies, atau senyawa-senyawa yang ada dalam sampel. Dengan kata lain analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis yang selain mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi kadar absolut atau relatif dari suatu elemen maupun spesies yang ada didalam sampel.

8.1.Analisis Unsur
8.1.1. Karbon dan Hidrogen
      Pada percobaan analisis unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) dalam gula dan campuran CuO. Tabung reaksi pertama yaitu berisi gula dan CuO menghasilkan larutan hitam, kemudian dihubungkan dengan tabung reaksi kedua yang berisi larutan Ca(OH)2 , kemudian disumbat tabung reaksi tersebut dengan sterofom dan dipanaskan. Saat proses pemanasan tabung pertama akan menguap yang akan mengalir pada tabung reaksi kedua, terdapat uap air diatas tabung reaksi dan terdapat gelembung gas pada tabung yang lain menandakan adanya karbon dan hidrogen.

8.1.2. Halogen
Percobaan mengidentifikasi unsur yang mengandung halogen, pada percobaan Halogen ini ada 2 tes yang dilakukan. Yaitu, tes Beilstein dan tes CaO.
Pada uji pertama,yaitu tes beilstein ini mula-mula hal yang dilakukan ialah memanaskan kawat tembaga sampai warna merah menyala dan tidak memberikan warna nyala lain. Selanjutkan kawat tembaga didinginkan dan kemudian akan ditetesi dengan 2 tetes benzen, seharusnya menurut prosedur di tetesi oleh CCL4 , karena tidak tersedianya CCL4 maka kami menggunakan benzen.  Tidak membentuk uap Cu-Halida hal ini dikarenakan mungkin praktikan pada saat meneteskan benzen pada saat kawat tembaga masih dalam keadaan panas. Pada dasarnya uji reaksi beilstein adalah mengidentifikasi unsur halogen pada suatu senyawa jika didalamnya terdapat unsur halogen maka warna nyala yang timbulkan setelah dibakar adalah unsur Halogen.

Pada uji kedua,yaitub Tes tes CuO dimana kami memanaskan CaO sampai suhu tinggi dan ditambahkan 2 tetes CCl4 yang diganti dengan benzene.  Setelah dingin,kami mendididihkan kembali 5-10 ml air suling dan dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer. Hasil yang kami dapat yaitu warnanya tampak keruh dan terdapat gelembung-gelembung serta ketika disaring dan ditambahkan dengan AgNO3, larutan menjadi keabu-abuan (keruh).

8.1.3. Metode Leburan
Pada percobaan metode leburan yaitu analisa unsur belerang,nitrogen dan halogen. Pada penentuan unsur belerang dalam senyawa,kami asamkan 3 ml larutan L (NaOH) kemudian kami dididihkan dan kami periksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang ditetesi dengan Pb-asetat 10%,pada larutan L lainnya,ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida. Hasil yang kami dapat yaitu warna larutan bening dan saat dipanaskan seperti mendidih.Larutannya naik menuju permukaan tabung kearah kertas saring basah kemudian setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida larutan berwarna bening.
Pada penentuan unsur nitrogen kami menggunakan putih telur sebagai larutan L yakni kedalam 3 ml larutan L (putih telur) ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4,1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10% kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai basa dan selanjutnya dididihkan.Didinginkan larutan dan kemudian kami asamkan dengan asam sulfat encer.Hasil yang kami peroleh yaitu ketika putih telur ditambahkan FeSO4 terdapat endapan coklat selanjutnya ditambahkan FeCl3 terdapat minyak yang terpisah dari FeCl3 dan setelah ditambahkan KF minyak yang ada pada larutan menjadi buyar selanjutnya kami menambahkan NaOH warna larutan menjadi hitam pekat da sewaktu kami dididihkan warna menjadi putih susu serta terdapat endapan biru berlin dan yang di atas permukaan berwarna kuning pucat dan terdapat batas.Pada penentuan unsur halogen kami mengasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer kemudian kami tambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer 5-10% dan dididihkan.Hasil yang kami peroleh yaitu pada larutan terdapat letupan-letupan kecil warna larutan menjadi kecoklatan serta ketika dididihkan terdapan banyak endapan.


8.2. Penentuan Kelas Kelarutan

Pada percobaan ini kami menggunakan zat padat yaitu ( tepung dan gula) dan zat cairnya yaitu (minyak dan putih telur).
     
8.2.1. Kelarutan zat padat
a.       Kelarutan zat padat (tepung)
Pada penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan tepung yang diuji dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan larutan tidak larut dalam air. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-). Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan benzene hasilnya yaitu larutan keruh (-) dan sedikit tidak larut. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan HCl hasil kelarutannya yaitu mula-mula larutan keruh,kemudian disaring dan dinetralkan dengan NaOH sehingga larutan menjadi jernih (+).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan NaHCO3 5% hasil yang kami peroleh yaitu larutan keruh dan timbul gas (+).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan H2SO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu tidak ada panas dan tidak timbul gas (-).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan tepung dengan H3PO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.

b.      Kelarutan zat padat (gula)
Kemudian pada penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan gula yang diuji dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan  larut dalam air. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan larut semua. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan benzene hasilnya yaitu larutan jernih (+) dan  tidak larut sepenuhnya. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan HCl hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan gula larut dengan cepat. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan NaHCO3 5% hasil yang kami peroleh yaitu larutan keruh dan timbul gas (+).Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan H2SO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu tidak ada panas dan tidak timbul gas (-). Pada uji kelarutan dengan mencampurkan gula dengan H3PO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat endapan dibawah.

8.2.2. Kelarutan zat cair
a.  Kelarutan zat cair (minyak)

Pada percobaan penentuan kelarutan dengan menggunakan minyak sebagai zat cair ketika kami campurkan dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan ada batas antara minyak dan air. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan ada batas antara minyak dan NaOH. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan benzene hasil yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan bercampur. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan HCl 10% hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan NaHCO3 5% hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan H2SO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan minyak dengan H3PO4 pekat hasil kelarutan yang kami peroleh yaitu larutan keruh (-) dan terdapat batas.


8.2.2. Kelarutan zat cair
b.  Kelarutan zat cair (putih telur)
  Pada percobaan penentuan kelarutan dengan menggunakan putih telur sebagai zat cair.Ketika kami campurkan putih telur dengan air hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan NaOH hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat busa diatasnya. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan benzene hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan HCl hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat endapan. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan NaHCO3 hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+) dan terdapat batas. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan H2SO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan keruh (-) dan terdapat gumpalan diatasnya. Pada uji kelarutan dengan mencampurkan putih telur dengan H3PO4 pekat hasil kelarutannya yaitu larutan jernih (+).

IX. Pertanyaan pascapraktikum
1.      Mengapa pada tes Halogen tepatnya tes beilstein, Tidak terdapat uap Cu-halida?
2.      Mengapa pada penentuan kelas kelarutan tepatnya kelarutan dalam H2SO4 pekat, larutan tersebut tidak panas? Sedangkan H2SO4 itu panas apabila terkena tangan
3.      Dalam penentuan kelas kelarutan tepatnya kelarutan dalam eter, mengapa yang digunakan benzene? 

X. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Karbon dan hidrogen pada suatu senyawa dibuktikan dengan adanya endapan berwarna hitam ketika dibakar dan unsur-unsur hidrogen dibuktikan dengan adanya uap air pada dinding tabung reaksi.
2.      Tes beilstein pada unsur halogen merupakan identifikasi unsur halogen dengan prinsip senyawa yang dihasilkan sesuai warnanya dengan warna asli unsur halogen tersebut.
3.      Penentuan kelas kelarutan adalah suatu cara menempuh mempersempit ruang gerak analisis kimia dan penentuan suatu senyawa tergolong kelas mana.

XI. Daftar Pustaka
                Kurniawan,Y.,Muhammad N.2015. Studi Pemodelan Dinamika Proton dalam Ikatan Hidrogen H2O       padatan satu dimensi. Jurnal Fisika. Vol.8 No.3.
                Syamsurizal.2019. “AnalisisKualitatif Senyawa organik”.  
                   http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ Di kutip pada 22 februari 2019.
Tekeuchi Tekeuchi, Yoshito.2009. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo : Iwanami Shouton.
                Tim praktikum kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organilk I. Jambi: Universitas Jambi.
                Underwood, A.L.2009. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta : Erlangga 
                                             
                   XII. Lampiran



                                                                       Minyak sebagai pelarut



Hasil Uji Kelarutan pada putih telur


Hasil Uji Kelarutan pada minyak sayur


X


X

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya Febry Aryanti Huta Uruk (A1C117073) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Tidak terdapatnya up Cu-halida dikarenakan mungkin pada saat menteteskan kawat tembaga dengan benzena, kawat tembaga tersebut masih panas. Seharusnya kawat tembaga di dinginkan terlebih dahulu baru di teteskan oleh benzena dan dibakar lagi. Terimakasih.

    BalasHapus
  3. saya vira anggita (A1C117069) akan menjawab no 3
    Dalam penentuan kelas kelarutan dalam eter, kami tidak menggunakan eter, karena tidak tersedianya eter di laboratorium, dan kami menggantikanny benzen. Benzen digunakan karena benzen sama seperti eter yaitu sama-sama pelarut

    BalasHapus
  4. saya sanaq elfira (A1C117071) saya akan mencoba menjawab no. 2. menurut saya pada penentuan kelas kelarutan tepatnya kelarutan dalam H2SO4 pekat, larutan tersebut tidak panas, karena praktikan sebelumnya menggunakan pipet tetes yang sama untuk mengambil H2SO4, sehingga larutan tersebut tidak murni lagi. Dan dikatakan larutan tersebut sudah terkontaminasi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 4)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 7)