LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 5)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I






DISUSUN OLEH :
TRIA PRADINA LOKE
(A1C117075)


DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

VII. Data Pengamatan
7.1. Uji Cermin Kaca, Tollens
No
Perlakuan
Hasil
1.
Disiapkan tabung reaksi diisi dengan masing-masing pereaksi tollens sebanyak 2 ml
Awalnya pereaksi tollens berwarna bening
2.
Ditambahkan dua tetes formalin pada tabung pertama dan diaduk serta didiamkan10 menit
Setelah 10 menit dikocok tanpa pemanasan langsung terbentuk cermin perak.
3.
Ditambahkan 2 tetes benzaldehid dan diaduk pada tabung kedua
Tidak terbentuk apa-apa.
4.
Ditabung kedua dilakukan pemanasan karena tidak terbentuk endapan untuk mempercepat reaksi
Diperoleh endapan cermin perak setelah lewat 5 menit pemanasan
5.
Ditambahkan 2 tetes aseton dan diaduk serta dipanaskan pada tabung ketiga
Tidak terbentuk endapan
6.
Ditambahkan 2 tetes sikloheksanon dan diaduk serta dipanaskan.
Tidak terbentuk endapan apa-apa
 
7.2. Benedict
No
Perlakuan
Hasil
Formaldehid
Benzaldehid
Aseton
Sikloheksana
1.
Dimasukkan 5 ml pereaksi Benedict
 Warna biru
Warna biru
Warna biru
Warna biru
2.
Dimasukkan kemasing-masing tabung dengan pelarut uji sebanyak 5 tetes dan dipanaskan selama 10-15 menit
Larutan menjadi warna biru yang lenih pekat dan dibagian bawahnya terbentuk endapan merah bata
Terdapat 3 fasa yaitu bagian atas berwarna biru pekat, tengahnya berwarna bening dan dibagian bawahnya berwarna biru
Warna biru pekat dan tidak terbentuk lapisan ataupun endapan
Tidak terdapat endapan namun terjadi 2 fasa yaitu dibagian atas terdapat minyak dan bawahnya berwarna biru

7.3. Pengujian dengan Fenilhidrazin
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
5 mL Fenilhidrazin + 10 mL Benzaldehida
Ketika bercampur warnanya menjadi kuning, ketika didiamkan terdapat 3 lapisan. Lapisan atas berwarna kuning, tengah berwarna putih, dibawah berwarna kuning.
2.
5 mL Fenilhidrazin + 10 mL  Sikloheksanon
Ketika bercampur warnanya menjadi kuning pucat dan terbentuk 2 lapisan. Diatas berwarna kuning pucat, lapisan bawah bening.

7.4. Pembuatan Oksim
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dilarutkan 1 gr HCl dalam 4 ml air bening dan ditambahkan 4 ml air.
Hasilnya hijau pekat
2.
Dpaaskan 35 ˚C  dan digoncangkan selama 1-2 menit
Hasilnya larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim
3.
Didinginkan dalam lemari es dan disaring kristal
Ada endapan warna putih
4.
Dicuci endapan dengan 2ml air esdan dikeringkan
Endapan bersih tanpa ada warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih dan dihasilkan yang lembek (cruft)

7.5. Reaksi Haloform
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%
Warna larutan bening
2.
Ditambahkan sekitar 10 ml larutan iodium iodida
Warna larutan menjadi warna betadine
3.
Digoncang larutan
Coklatnya tidak hilang dan terdapat butiran kuning diatas dan dibawah

7.6. KondensasaiAldol
a.       Reaksi kondesasi aldo

NO
Perlakuan
Hasil
1.
0,5 ml asetaldehid + 4ml larutan NaOH 5%
Larutan tetap bening dan timbul bau seperti balon
2.
Dipanaskan selama 5 menit
Warna berubah menjadi kuning dan timbul bau tengik

b.      Refluks
NO
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukan 1 ml  aseton+ 2 ml bezaldehid + 5 ml larutanNaOH 5%
Warna berubah menjadi kuning
2.
Kemudian dilakuka nrefluk
Terbentuk uap dan akan menetes menjadi cairan kembali, mulai menetes pada suhu 310C
3.
Larutan tersebut didinginkan dan disaring
Terbentuk endapan lembek seperti lumpur atau cruft

VIII. Pembahasan

Suatu prinsip yang sangat dasar mengenai jenis reaksi senyawa karbonil, yakni pada Aldehid dan juga Keton ialah senyawa tersebut merupakan molekul polar yang memiliki suatu ikatan karbonil yang memungkinkan adanya momen dipol antara ikatan rangkap karbon dan juga oksigen. Karena adanya momen dipol ini maka Aldehid maupun Keton memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan dengan suatu alkena pada saat molekul keduanya sama. Sesungguhnya Aldehid danKeton tidak memiliki ikatan hidrogen donor, dimana tidak dapat mendonasikan proton, dan hal tersebut membuat Aldehid mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan alkohol. Jadi, Aldehid dan Keton dapat bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen, dan dapat menyebabkan senyaw Aldehid maupun keton dapat larut dengan baik didalam air. Salah satu contoh pada senyawa keton ialah aseton, dimana aseton itu sendiri merupakan pelarut organik yang baik (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
           
 Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung salah satu dari gugus-gugus penting dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O. Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton, menimbulkan adanya dua sifatt kimia yang menonjol perbedaannya dari kedua senyawa tersebut, yaitu : 1. Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit, 2. Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofiliik, yang mana reaksi ini karakteristik terhadap gugur karbonal. Pada praktikum kali ini yakni Reaksi-reaksi  Aldehid dan Keton, kami melakukan beberapa percobaan yaitu, Uji Cermin Kaca,Tollens, Uji Benedict, Pengujian dengan Fenilhidrazin, Pembuatan Oksim, Reaksi Haloform dan Kondensasi Aldol

8.1. Uji Cermin Kaca,Tollens 
            Percobaan uji cermin kaca tollens ini digunakan untuk mengidentifikasi aldehid maupun keton. Pada percobaan ini digunakan 2 jenis aldehid dan 2 jenis keton. Bahan-bahan yang digunakan yaitu pereaksi tollens, dan bahan yang akan diujikan itu ada benzaldehid, aseeton, sikloheksanon dan formalin. Pereaksi tollens sendiri merupakan larutan ion perak beramonia direduksi oleh aldehid menjadi logam perak sedangkan aldehid dioksidasi menjadi asam dan keton tidak dioksidasi.
            Pada percobaan ini disiapkanempat tabung reaksi yang masing-masing diisi oleh 2ml pereaksi tollens, pereaksi tollens sendiri berwarna bening. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes formalin pada tabung reaksi pertama dan didiamkan serta dikocok selama 10 menit , kami mendapatkan hasil terbentuknya cermin perak pada larutan tanpa adanya pemanasan. Selanjutnya pada tabung reaksi yang kedua ditambahkan 2 tetes benzaldehid dan diaduk tidak terjadi reaksi pada larutan tersebut, oleh sebab itu kami melakukan pemanasan selama 5 menit barulah terbentuk cermin perak. Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 2 tetes aseton dan diaduk tetapi tidak terjadi reaksi, kemudian kami panaskan selama 5 menit hasilnya tidak terjadi apa-apa, atau tidak terbentuk cermin perak. Dan yang terakhir tabunng reaksi empat, ditambahkan 2 tetes sikloheksanon kami mendapatkan hasil yang sama dengan uji yang ketiga, yakni tidak terjadi reaksi dan setelah pemanasan tidak terdapat cermin perak.
8.2. Uji Benedict
            Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya aldehid maupun keton. Dimana larutan dapat dilihat dengan mereaksikan natrium butirat dengan natrium karbonat dalam aquades kemudian kedalam filtrate ditambahan larutan CuSO4.5H2O dalam 100ml air kemudian diencerkan hingga volume total 1 liter. Uji Benedict dengan formaldehid, benzaldehid, aseton dann sikloheksanon.
            Pada percobaan ini disiapkan empat tabung reaksi dan dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi 5ml pereaksi Benedict, warna dari pereaksi Benedict ialah biru. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan 5 tetes formaldehid sehingga kami mendapatkan hasil larutan menjadi biru yang lebih pekat dan dibagian bawahnya terbentuk endapan merah bata. Pada tabung reaksi kedua ditambahkan 5 tetes benzaldehid sehingga kami mendapatkan hasil bahwa larutan terdapat 3 fasa yang mana pada bagian atas berwarna biru pekat, bagian tengah berwarna bening dan bagian bawah berwarna biru. Pada tabung reaksi ketika ditambahkan 5 tetes larutan aseton dan kami mendapatkan hasil bahwa larutan berubah menjadi biru pekat dan tidak terbentuk lapisan ataupun endapan. Dan yang terakhir tabung reaksi empat, ditambahkan 5 tetes sikloheksanon dan kami mendapatkan hasil bahwa tidak terjadi endapan pada larutan tetapi terdapat 2 fasa yang mmana pada bagian atas terdapat minyak dan yang bagian bawahh berwarna biru.

8.3. Pengujian dengan Fenilhidrazin
            Fenilhidrazin merupakan senyawa hydrogen yang mengandung gugus amina. Reaksi fenilhidrazin merupakan mekanisme dari reaksi adisi dan eliminasi. Pengocokan berfungsi untuk mengkomplekskan fenilhidrazin dengan senyawa yang akan diuji yakni benzaldehida dan sikloheksanon. Kemudian akan terbentuk Kristal-kristal dan untuk mewujudkan Kristal dan larutannya digunakan corong pisah Hirsch selanjutnya dicuci dengan air dingin dan direkristalisasi dengan sedikit methanol dan etanol.
            Pada percobaann ini disiapkan dua tabung reaksi, pada tabung reaksi pertama dimasukkan 5ml fenilhidrazin dan ditambahkan 10 ml benzaldehid, maka hasil yang didapat ketika bercampur warna larutan menjadi kunin. Dan ketika didiamkan terdapat tiga lapisan, yakni pada lapisan  atas berwarna kuning, lapisan tengah berwarna putih dan lapisan dibawah berwarna kuning. Pada tabung reaksi kedua dimasukkan 5ml fenilhidrazin dan ditambahkan 10 ml sikloheksanon maka hasil yang didapat ketika larutan bercampur warnanya menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan yakni, pada lapisan atas berwarna kuning pucat dan lapisan bawah bening. 

8.4. Pembuatan Oksim
            Pada percobaan ini Pembuatan Oksim, dilarutkan 1gr HCl dalam 4ml air dan ditambahkan dengan CuSO4.5H2O maka terjadi perubahan pada larutan tersebut, larutan berubah menjadi hijau bening. Kemudian larutan tadi kami panaskan pada suhu 35̊ C kemudian kami tambahkan sikloheksanon san ditutup labu serta digoncangkan selama 2 menit, hasil yang kami dapat larutan menjadi warna hijau lumut yang keruh. Dan akan membentuk sikloheksanon-oksim, kemudian kami dinginkan labu kedalam lemari es terdapat endapan warna putih. Selanjutnya endapan yang berupa Kristal tadi kami saring dengan corong Hirsch dan dicuci dengan 2ml air es maka endapat yang disaring tadi bersih menjadi putih. 

8.5.  Reaksi Haloform
            Pada percobaan ini mengenai Reaksi haloform digunakan untuk menentukan aldehid dan juga keton. Atom hydrogen alfa mudah diganti oleh halogen didalam larutan basa. Reaksi ini didasari dengan reaksi yang cepat antara ion enalot dengan suatu halogen. Oleh karena pengaruh tarikan electron dari halogen, maka atom H yang masih ada pada C-alfa akan lebih asam dan mudah dibilas dengan halogen.
            Pada percobaan ini disiapkan tabung reaksi dan dimasukkan 5 tete aseton dan ditambahkan 3ml laruttan NaOH 5% dan ditambah larutan 10ml larutan  iodium iodide dan didapat hasil larutan berwarna merah betadin. kemudian larutan tersebut digoncang dan kami mendapatkan hasil warna coklat pada larutan tidak hilang lagi serta terdapat butiran kuning diatas dan dibawah, pengujian ini dilakukan pada 2-propanol, 2-pentanon dan 3 pentanon.

8.6. Kondensasi Aldol
            Kondensasi aldol ini menggunakan suatu aldehid yakni asetaldehid. Reakksi kondensasi aldol dapat  dilangsungkan dengan semua aldehid dengan adanya asam atau basa encer. Pada percobaan kondensasi aldol ini kami melakukan dua percobaan yakni, pertama reaksi kondensasi aldol dan yang kedua Refluks.
            Pada reaksi kondensasi aldol, 0,5ml asetaldehid ditambah dengan larutan NaOH 5%, ketika ditambahkan kami mendapatkan hasil bahwa larutan tetap bening dan bau dari larutan tersebut seperti balon. Kemudian kami panasskan larutan tersebut selama 5 menit, maka larutan tersebut berubah menjadi kuning dan tercium bau yang tengik.
            Pada percobaan Refluks, dalam gelas kimia dimasukkan 1mk aseton dan ditambahkan 2ml benzaldehid serta ditambahkan 5ml larutan NaOH 5%, maka larutan tersebut berwarna kuning. Selanjutnya dilakukan refluks, dari dilakukannya refluks terbentuk uap dan akan menetes menjadi cairan kembali, dan mulai menetes pada suhu 31̊C. Kemudian larutan tersebut didinginkan serta disaring, hasil yang didapat dari larutan tersebut, terbentuk endapan lembek seperti lumpur atau terbentuknya cruft.

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Pada percobaan Uji cermin kaca, Tollens. Uji apa saja yang terbentuk cermin perak?
2.      Apa fungsi pengocokkan pada percobaan pengujian dengan Fehnilhidrazin?
3.      Pada kondensasi aldol, pada reaksi koondensasi aldo bau apa yang timbul pada larutan sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan?

X. Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Aldehid dan Keton Merupakan senyawa yang meeemiliki gugus karbonilnya sama. Biasanya aldehid bereaksi lebih cepat dibandingkan Keton walaupun menggunakan pereaksi yang sama
2. Reaksi yang terjadi pada Aldehid yaitu oksidasi, reaksi reduksi atau adisi hidrogen. pada Keton reaksi reaksi yang terjadi yaitu oksidasi, dan reaksi dengan iodium
3. Uji yang dilakukan untuk membedakan aldehid dan keton yaitu uji cermin perak dengan pereaksi Tollens, Uji Benedict, Uji dengan Fenilhidrazin.

XI. Daftar Pustaka
Katja.2014.Sintesis Alkohol dan Senyawa Aldehida Keton dan Ester. Jurnal sintesis alkohol, jurusan kimia,fakultas mipa unsstrat Manado. Vol.10 No.3
Syamsurizal.2019. "Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton" http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi
Underwood.2009. Analisis kimis Kuantitatif Edisi 6. Jakarta : Erlangga 
Yashito.2009. Buku teks Pengantar Kimia. Tokyo : Iwanami Shouton

XII. Lampiran



                                                             Hasil Uji Fenilhidrazin

                                                Hasil dari percobaan Reaksi Haloform

                                                 Hasil dari percobaan Reaksi Haloform

                                                       Hasil dari uji Kondensasi Aldol

                                                            Hasill dari uji Benrdict
 


Komentar

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2. fungsi pengocokkan pada pengujian dengan fenilhidrazin ialah berfungsi untuk mengkomplekskan fenilhidrazin dengan senyawa yang akan diuji yakni antara fenilhidrazin dengan benzaldehid dan siklohrksanon (sanaq elfira, A1C117071)

    BalasHapus
  2. Nama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, pada kondensasi aldol sebelum pemanasan larutan memiliki bau seperti balon dan setelah pemanasan baunya menjadi tengik. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya Ratna Kartika sari dengan nim 011 akan meciba menjawab pertanyaan no 1. Pada uji cermin perak kaca, Tollens, yang terbentuk cermin pada uji ini ialah uji dengan formalin dan uji dengan benzaldehid

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (Percobaan 1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 4)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 7)