JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (percobaan 9)
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
TRIA PRADINA LOKE
(A1C117075)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I Judul
: Keisomeran Geometri “Pengubahan Asam Maleat menjadi Fumarat”
II.Hari,Tanggal
: Jum’at, 26 April 2019
III. Tujuan
:
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah :
1.
Dapat memahami azas
dasar keisomeran ruang, khususnya isomer geometri
2.
Dapat memahami
perbedaan konfigurasi cis dan trans secara kimia dan fisika
IV. Landasan Teori
Isomer
merupakan molekul yang mempunyai rumus molekul yang sama, tetapi memiliki
pengaturan yang berbeda dari atom dalam ruang. Yang mengecualikan setiap
pengaturan molekul yang berbeda hanya karena molekulnya berputar secara
menyeluruh atau keseluruhan, atau molekul tersebut berputar tentang obligasi
tertentu. Suatu senyawa memiliki rumus molekul dan rumus struktur. Rumus
molekul sendiri merupakan rumus umum yang dimiliki oleh suatu senyawa yang
dalam hal ini kadang kala sama dengan rumus molekul pada senyawa organik.
Sedangkan rumus struktur merupakan rumus yang dimiliki oleh suatu senyawa yang
membedakannya dengan senyawa organic yang lainnya. Kebanyakan isomer memiliki
sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga terdapat sebuah istilah isomer
nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang
berbeda(Keenan,1992).
Contoh
sederhana dari suatu isomer adalah C3H8O. Terdapat 3
isomer dengan rumus kimia tersebut, yaitu 2 molekul alcohol dan 1 molekul eter.
Dua molekul alcohol yaitu 1-propanol (n-propil alcohol,I) dan 2-propanol
(isopropyl alcohol, II). Pada molekul I, atom oksigen terikat pada karbon
ujung, sedangkan pada molekul II atom oksigen terikat pada karbon kedua
(tengah). Kedua alcohol tersebut memiliki sifat kimia yang mirip. Sedangkan
isomer ketiga, metil etil eter, memiliki perbedaan sifat yang signifikan
terhadap dua molekul sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah alcohol , tetapi
sebuah eter,dimana atom oksigen terikut pada dua atom karbon, bukan satu
hydrogen seperti halnya alcohol. Eter tidak memiliki gugus
hidroksil(Underwood,2008).
Terdapat
dua jenis isomer, yaitu isomer structural dan stereoisomer. Isomer structural
merupakan isomer yang berbeda dari susunan larutan atom-atom terikat satu sama
lain, sedangkan lisomer stereoisomer memiliki struktur yang sama, namun
beberapa atom atau gugus fungsional memiliki posisi geometri yang berbeda.
Diantara nya sebagai berikut :
1.
Isomer rantai, isomer
ini muncul karena ada kemungkinannya dari percabangan rantai karbon
2.
Isomer posisi,
kerangka utama karbon tetap tidak berubah. Namun atom-atom yang penting
bertukar posisi pada kerangka tersebut
3.
Isomer grup fungsional,
isomer mengandung grup fungsional yang berbeda-beda yaitu isomer dari dua jenis
kelompok molekul yang berbeda(Fessenden,2001).
Van’t Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat
karena batasan rotasi diikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan
untuk keisomeran optic. Isomer jenis ini disebut dengan isomer geometri. Dalam
bentuk trans subtituennya (dalam kasus asam fumarat dan maleat, gugu karboksil)
terletak disisi yang berbeda dari ikatan rangkap, sementara dalam isomer
cis-nya substituennya terletak disisi yang sama(Reni,2008).
Senyawa organic memiliki gugus fungsi yang terikat pada
atom karbon (C) nya, nah suatu gugus fungsi ini dapat berikatan dengan atom
karbon baik secara ikatan tunggal maupun ikatan rangkap. Untuk atom karbon yang
berikatan tunggal akan bebas untuk berorientasi sepanjang ikatan tunggal
tersebut, hal ini menyebabkan tidak dapat dibedakannya orientasi ruang gugus
fungsinya. Sedangkan untuk atom karbon yang berikatan rangkap maka gugus atau
suatu atomnya tidap dapat berorientasi secara bebas, hal ini menyebabkan dapat
diidentifikasi hal ini dapat disebut dengan isomer geometri. Isomer Geometri
ini dapat kita temukan pada senyawa organic rantai siklik, misalnya cincin
sikloalkana yang dapat digunakan untuk menetapkan orientasi relative atom atau
sebuah gugus yang terikat pada stereokimia. Orientasi ini pun dapat kita
bedakan pada sisi cincin yakni bagian atas, sedangkan sisi lain disebut bawah(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat
1. Erlenmeyer
2. Gelas kimia
3. Pembakar
bunsen
4. Corong
bachner
5. Labu
bulat
6. Alat
penentu titik leleh
7. Kertas
saring
8. Kondensor
refluks
9. Termometer
5.2. Bahan
1.
Anhidrat
Maleat
2.
HCl
pekat
3.
Air
suling
VI. Prosedur Kerja
Didihkan 20ml air suling didalam
Erlenmeyer 125ml dan tambahkan 15 gr anhidrida maleat. Anhidrida ini mula-mula
akan melebur (153˚C), kemudian bereaksi dengan air menghasilkan asam maleat
yang sangat larut dalam air panas (400gr/100ml air panas) bahkan mudah larut
dalam air dingin (79gr/100ml) pada 25˚C. Setelah larutan menjadi jernih,
dinginkan labu dibawah pancaran air kran sampai sejumlah maksimum asam maleat
mengkristal dari larutan. Kumpulkan asam maleat diatas corong Buchner,
keringkan dan tentukan titik lelehnya. Jangan dibuang filtrate yang mengandung
banyak maleat terlarut.
Pindahkan larutan filtrat ke dalam
labu bunddar 100ml, tambahkan 15ml HCl pekat dan refluks perlahan-lahan selama
10 menit. Kristal asam fumarat akan segera mengendap dari larutan (kelarutannya
dalam air 9,8 gr/100 ml pada 100 dan 0,7 gr/100ml pada 25˚C). Dinginkan larutan
pada suhu kamar, kumpulkan asam fumarat dalam corong Buchner dan rekristalisasi
dalam air (kira-kira 12 ml per gr asam). Tentukan titik lelehnya dengan
menggunakan melting blok logam.
Berikut
merupakan video mengenai praktikum :
Pertanyaan
mengenai video tersebut : https://www.youtube.com/watch?v=Jz33rBxxsqU
1. Bahan apa yang digunakan pada percobaan tersebut?
2. Berapa gram Asam maleat (maleic acid) yang digunakan, dan berapa ml HCl yang digunakan?
3. Alat apa saja yang digunakan pada percobaan tersebut?

Hallo Tria, saya Yuyun Ernawati NIM A1C117063 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya, bahan yang digunakan pada percobaan tersebut ialah asam maleat ( maleic acid ), HCl pelat, dan juga air suling.
BalasHapusHallo Tria, saya Yuyun Ernawati NIM A1C117063 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, menurut saya, bahan yang digunakan pada percobaan tersebut ialah asam maleat ( maleic acid ), HCl pelat, dan juga air suling.
BalasHapussaya brezza (055) aan menjawab no 3 Alat yang digunakan pada percobaan tersebut ialah labu alas bulat, mantel pemanas, kondensor, refluks, gelas kimia, corong buchner, erlenmeyer
BalasHapusSaya Mita Istiana (083) akan membantu menjawab pertanyaan no 2.Asam maleat (maleic acid) yang digunakan sebanyak 5gr, dan HCl pekat yang digunakan itu sebanyak 10 ml.
BalasHapus